Selasa, 13 Desember 2011

Sekilas Wonosobo

G 12-12 Dicanangkan, 14 Ribu Bibit Suren Siap Hijaukan Kecamatan Kejajar


Keprihatinan terhadap kondisi lingkungan di kawasan Dataran Tinggi Dieng yang kian rusak dan berdampak terhadap merosotnya ekonomi warga melatarbelakangi tercetusnya ide Gerakan 12-12 (G 12-12) Kejajar menanam dan memelihara. Demikian disampaikan Camat Kejajar, Faisal RB SSos, dalam pencanangan G 12-12 di lapangan UPTD Dikpora Kecamatan Kejajar, Senin 12 Desember 2011. Lebih lanjut, Faisal juga menjelaskan, bahwa G 12-12 tersebut mulai disosialisasikan bertepatan dengan peringatan HUT Korpri ke-40. Pihaknya bersama unsur Muspika dan berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) berkomitmen untuk bersatu padu dengan seluruh elemen masyarakat di Kecamatan Kejajar untuk memulai gerakan menanam dan memelihara, untuk mengatasi kerusakan lingkungan dan degradasi di Kawasan Dataran Tinggi Dieng.


Sesuai dengan rencana dan kesepakatan dengan berbagai pihak tersebut, Pemerintah Kecamatan Kejajar memutuskan untuk meluncurkan G 12-12 tepat pada Senin 12 Desember 2011, dengan melibatkan unsur pelajar, Kades/Kalur dan organisasi keagamaan maupun ormas yang ada di Kecamatan Kejajar. Diharapkan, dengan terlibatnya para Kades/Kalur dan para pelajar tersebut akan memudahkan tersebarnya penanaman di seluruh Kecamatan Kejajar. Kegiatan menanam tersebut dilakukan serempak di 15 desa dan 1 Kelurahan, serta sekolah mulai SD-SMA, dengan sebaran bibit mencapai jumlah 14 Ribu batang. Menurut Faisal, jumlah bibit masih akan terus bertambah dari sumbangan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonosobo, dan PT Geodipa Energi Dieng. Diperkirakan, jumlah bibit bisa mencapai angka sekitar 23 ribu batang Suren yang akan ditanam secara bertahap.

Wakil Bupati Wonosobo, Dra Hj Maya Rosida MM yang mengawali secara simbolis Gerakan Menanam tersebut menegaskan bahwa penyelamatan dieng sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. Bagi Wabup, Dieng merupakan Surganya Wonosobo, oleh karena itu, kerugian besar bagi seluruh warga Wonosobo apabila Dieng sampai rusak. Lebih lanjut, Maya juga menguraikan berbagai efek negatif akibat rusaknya ekosistem di dieng.  Berkurangnya jumlah mata air, bahaya tanah longsor, banjir, hingga efek terhadap kondisi Gunung Sindoro yang sudah lama tenang, kini menunjukkan gejala-gejala terganggu. Karena itu, gerakan  kejajar menanam tersebut dinilai wabup sangat strategis untuk menanggulangi dampak bahaya dari kerusakan dieng. Terlibatnya siswa mulai SD hingga SMA juga dinilai Wabup memberi nilai tambah, karena akan mampu menumbuhkembangkan kesadaran menjaga lingkungan di kalangan sekolah. Hal tersebut sekaligus sebagai tindak lanjut dari Gerakan Kebun Bibit Sekolah (KBS) yang telah dicanangkan Bupati beberapa waktu lalu. Kepada para pelajar, Wabup berpesan agar senantiasa meningkatkan belajar, dan tidak lupa menanam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar